Jumat, 31 Desember 2010

PENDIDIKAN MENYONGSONG TAHUN 2011

Tanggal 30 Desember 2010 kemarin saya ditanya wartawan Jawa Pos, tentang masalah apa dalam bidang pendidikan yang perlu mendapat perhatian di tahun 2011. Berikut ini pendapat yang sampaikan kepada wartawan tersebut. Sebelum mengajukan pemikiran, saya ingin menyampaikan apresiasi yang tulus kepada Bu Risma (Bu Walikota) dan Pak Bambang DH (Pak Wakil Walikota) yang memberikan perhatian besar pada bidang pendidikan dan juga berbagai inovasi yang dilakukan. Terlepas berhasil atau belum, perhatian dan keberanian melakukan inovasi merupakan modal besar dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Ada dua masalah yang perlu mendapat pemecahan dalam pendidikan, khususnya di Surabaya. Pertama tentang pemerataan mutu. Saya yakin semua setuju bahwa pendidikan merupakan salah satu tangga mobilitas sosial. Anak seorang dari keluarga kurang beruntung (dalam aspek sosial ekonomi) tetapi mendapatkan pendidikan yang baik, akan memperoleh modal untuk memperbaiki tingkat sosial ekonomi. Nah, kalau kita dapat memberikan pendidikan yang bermutu kepada anak-anak dari keluarga kurang beruntung, pada saatnya kita akan dapat mengentas kemiskinan. Tidak hanya kepada anak-anak yang bersangkutan, tetapi juga kepada keluarganya sesuai dengan budaya extended family.

UUD 1945, pasal 28 C menyebutkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan demikian pemerintah perlu mengupayakan agar semua orang, termasuk anak-anak dari keluarga kurang beruntung untuk memperoleh pendidikan yang bermutu yang pada saatnya menjadi sarana untuk mengentas diri dan keluarganya dari keadaan semula.

Pada saat ini dapat dikatakan semua anak-anak sudah mengenyam pendidikan dasar. Namun kita harus jujur bahwa kesenjangan mutu pendidikan antar sekolah di Surabaya cukup lebar. Ada sekolah yang bermutu bagus dan biasanya siswa di sekolah seperti itu berasal dari keluarga yang mampu. Sebaliknya juga ada sekolah yang kondisinya kurang baik dan seringkali siswanya banyak dari keluarga kurang mampu. Sudah saatnya Pemkot Surabaya memberikan perhatian khusus pada sekolah seperti itu untuk mengurangi kesenjangan mutu pendidikan yang diterima warga Surabaya. Jika upaya itu dilakukan, berarti pemkot memenuhi kuwajiban menjamin anak-anak mendapatkan pendidikan yang bermutu, mengurangi kesenjangan mutu pendidikan, dan sekaligus dalam jangka panjang akan mengurangi jumlah keluarga miskin.

Masalah kedua yang perlu dipecahkan adalah isi pendidikan. Saya menghindari istilah kurikulum, karena seringkali kurikulum dimaknai sempit sebagai daftar mata pelajaran. Yang saya maksud isi pendidikan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa guna mengembangkan pengetahuan, karakter dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan. Banyak keluhan bahwa isi pendidikan saat ini sudah using dan tidak sesuai dengan tuntutan kehidupan di masyarakat. Charles Handy (1997) menyebutkan bahwa pendidikan di sekolah saat ini didasarkan asumsi-asumsi masa lalu. Dari studi yang mendalam Wagner (2008) menyebutkan saat ini terdapat gap yang lebar antara apa yang dipelajari di sekolah dengan apa yang sebenarnya diperlukan anak ketika pada saatnya memasuki kehidupan nyata di masyarakat dan dunia kerja.
Saya mencermati apa yang dirisaukan oleh Handy maupun Wagner juga terjadi di Indonesia. Bahkan beberapa pakar dan pengamat juga sering mengungkapkan. Sekolah saat ini seakan merupakan dunia lain yang tidak ada hubungannya dengan masyarakat. Apa yang dipelajari di sekolah seringkali tidak sesuai dengan apa yang nantinya diperlukan saat anak didik saat sudah dewasa dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Sekolah seakan hanya untuk sekolah dan bukan untuk menyiapkan anak didik mengarungi kehidupan luas di masyarakat.

Surabaya sebagai kota metropolitan dan dikenal berani melakukan berbagai inovasi, sudah saatnya mencermati dan memecahkan fenomena seperti. Sudah saatnya dilakukan inovasi pendidikan agar di sekolah anak-anak mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan apa yang nanti diperlukan saat yang bersangkutan terjun dalam kehidupan di masyarakat.\